Kabbalah dan Artis Top Dunia
SELEBRITI YANG MENGIKUTI KABBALAH
Kabbalah memiliki jumlah penganut yang cukup banyak, bukan hanya dari agama
Yahudi
saja tetapi juga dari agama lainnya karena ritual ini bebas dan
universal. Dan, penganutnya bahkan hingga seorang aktor maupun artis.
Selebritis tersebut mengikuti ajaran kabbalah secara terang-terangan,
maupun sembunyi2 dibalik kedok menganut agama tertentu Kristen, Islam,
dll
Jenifer Minar dalam artikel berjudul
“Celebrities and Kabbalah… Why The Fascination” seperti yang dimuat dalam
AssociatedContent.com (17/5/05) mengutip penulis buku
“The 72 Names of God:Technology for the Soul”, Yehuda Berg,
menyatakan bahwa trend artis top dunia mempelajari Kabbalah lebih
didorong oleh kekosongan jiwa mereka di tengah gemerlapnya kehidupan
kaum jetset. “Mereka sudah memiliki segala mimpi yang diinginkan semua
manusia, namun di dasar hati mereka yang paling dalam, mereka tetap
merasa haus. Mereka bingung dan bertanya pada diri sendiri tentang
keberadaan mereka dan kehidupan dunia ini. Apa makna hidup bagi mereka.
Sebab itu mereka mencari-cari jawabannya?” ujar Berg
Banyak selebritis top dunia yang kini gandrung pada ajaran mistis
Kabbalah. Sebut saja:
Britney Spears,
Madonna, Ashton Kuthcner,
Demi Moore,
David Beckham serta isterinya Victoria, Elizabeth Taylor,
Guy Ritchie,
Lindsay Lohan,
Keira Knightley, dan Jeff Godblum merupakan segelintir dari mereka.
Madonna mengamini pandangan Berg. Dalam berbagai wawancara soal
keputusannya memeluk Kabbalah sebagai pedoman kehidupan religinya,
Madonna yang memiliki ‘nama Kabalis’ Esther, mengaku sekarang hidupnya
menjadi lebih bermakna. “Kabbalah telah mengubahku menjadi lebih baik.
Ia (Kabbalah) mampu mengurangi egoisme yang ada dalam diriku. Bukan itu
saja, Kabbalah juga memberikan ruang yang lebih luas guna dipakai
sebagai sarana kontemplasi bagi banyak hal, ” papar Madonna.
BEGINILAH kalau Madonna mengunjungi Israel: sambutan pemerintah negeri Yahudi itu sungguh “wah”. Padahal, tujuan kunjungan
diva
musik pop dunia itu sebenarnya sangat pribadi: mengikuti sebuah
konferensi pengikut Kabbalah, ajaran mistik Yahudi. Usai konferensi di
Tel Aviv, Madonna menjalankan ritual khusus di beberapa tempat suci
Kabbalah. Di situ, ia hanya salah satu peziarah di antara 2.000-an
jemaat lain.
Toh, meski tak ada penggemar yang menguber-uber, perlindungan yang
diberikan kepada Madonna ekstra ketat. Pemerintah Israel mengerahkan
2.000 polisi untuk mengawalnya.
Ketika tiba di Pemakaman Kiryat Shaul, Madonna tampak tampil sederhana. Sama sekali tak ada teriakan
fans yang menyambut Madonna dan suaminya, Guy Ritchie. Madonna cuma mengenakan celana jins,
sweater
warna hitam abu-abu, serta kalung dengan bandul huruf E bertatahkan
berlian. E adalah inisial Esther, nama Yahudi yang dipilih Madonna untuk
dirinya.
Sebelumnya, Madonna yang berdarah Italia ini memang beragama Katolik
Roma. Namun, beberapa tahun terakhir, penyanyi yang kini mukim di
Inggris itu larut dalam keyakinan barunya, Kabbalah. Sejak itulah
Madonna mengadopsi nama Yahudi. Yang unik, ada benang merah di
pergelangan tangannya. Madonna percaya, benang itu bisa menangkis “mata
setan”.
Selama penziarahan, puluhan polisi dengan senjata di pundak mengapit
pasangan itu. Mobil patroli diparkir di sejumlah tempat strategis yang
akan dilalui Madonna. “Saya merasa aman di sini, lebih aman
dibandingkan New York,” kata Madonna, seperti ditulis
International Herald Tribune.
Madonna menghabiskan waktu hampir satu jam untuk berdoa di sebuah
mausoleum. Ia meletakkan lilin di dekat makam, berdoa dan menyanyikan
lagu pujian. Selanjutnya, dibimbing seorang rabi, Madonna meneruskan
ritual dengan minum anggur dan mengitari makam. Menjelang akhir acara,
Madonna tampak mengusap air mata yang menetes dari pelupuk matanya.
Sebenarnya,
sejumlah kalangan menentang kedatangan dan masuknya Madonna ke
Kabbalah. Mereka menyatakan hal itu sangat tak pantas. Nilai-nilai
hedonis dan materialistik yang diusung penyanyi itu di masa lalu
bertentangan dengan nilai religius Kabbalah. Namun sejumlah pengikut
Kabbalah tak mempermasalahkan Maddona. Meski begitu, sejumlah peziarah
secara terbuka mengkritik Madonna.
Ketika melintasi “Dinding Barat”, tempat yang dikeramatkan pengikut
Kabbalah, Madonna enggan turun. Para peziarah berkomentar, dengan tetap
di mobil, Madonna kehilangan pengalaman spiritual. “Mengapa dia tak
keluar, kami menunggunya,” kata Hadass Chen, yang sengaja datang cuma
untuk melihat penyanyi itu. “Jika tak menyentuh dinding itu, kau
kehilangan getaran spiritualnya,” teriaknya.
Di sisi lain, sepekan menjelang kedatangan Madonna ke Israel, muncul
kabar tak sedap mengenai Kabbalah. Dilaporkan, Madonna sempat menagih
detail laporan keuangan jutaan dolar yang telah ia donasikan ke Kabbalah
Center
Los Angeles. Dia boleh jadi kaget menemukan duitnya
nyasar ke sejumlah
real estate.
Menurut Rick Ross, ahli soal pemujaan yang sering mengkritik Kabbalah
Center, para pengurus sekte keagamaan itu rajin membeli sejumlah
properti di sekitar markas mereka di South Robertson Boulevard, Los
Angeles. “Rumah mewah mini tengah dibangun untuk pemimpin Kabbalah
Center di atas tiga bidang tanah,” kata Ross. Satu di antaranya dikuasai
Philip Berg, bekas penjual asuransi yang memopulerkan Kabbalah menjadi agama yang
ngetrend. Dua rumah lain untuk anak Philip Berg, Michael dan Yehuda.
Juru bicara Kabbalah Center tak membantah kabar soal pembelian sejumlah
real estate
itu. “Kabbalah sedang berkembang,” katanya. Namun juru bicara itu
menyatakan tak memiliki informasi lebih spesifik soal pembelian itu.
Tudingan miring atas Berg, yang kini memiliki 50 Kabbalah Center, tak
hanya datang dari Ross. Rabi Avraham Ravitz, 70 tahun, turut
memprihatinkan perkembangan yang terjadi di Kabbalah.
“Mestinya, orang belajar dulu tentang kebudayaan Yahudi sebelum masuk Kabbalah,” kata Ravitz, seperti ditulis
Newsweek,
20 September. Meski begitu, ia mengakui sejumlah Kabbalah Center di
luar Israel turut mendorong sejumlah artis Hollywood untuk mempelajari
kitab Zahor, teks utama Kabbalah, dengan mudah dan menyenangkan.
Belakangan, Kabbalah memang mulai populer. Saking “modisnya”,
sejumlah selebriti Hollywood seperti Britney Spears, Demi Moore, hingga
Ashton Kutcher
juga tertarik pada Kabbalah. Maka, kritik atas komersialisasi Kabbalah
seakan membentur tembok. Di Kabbalah Center London, sebuah kitab Zahor
dijual seharga 300
poundsterling, gelang benang merah 15 poundsterling, dan sebotol air yang telah diberkahi 2,80 poundsterling.
Selain itu, masih banyak lagi pernik upacara, seperti batu
penyembuhan dan kartu meditasi. Dari situ, dalam setahun sedikitnya US$
20 juta masuk ke kantong Berg. “Itu semua sungguh tak tepat,” kata
Rabi Ravitz, menyayangkan. Tapi, jika sudah jadi urusan kepercayaan
yang membuta, siapa mau mendengar suara lain?
Seperti halnya Madonna, artis Lindsay Lohan pun memiliki ‘nama
Kabalis’nya sendiri setelah masuk menjadi anggotanya. Namun jika
Madonna memilih nama ‘Esther’ maka Lohan memilih nama ‘Rose’, sebuah
nama yang cukup kuno dan memiliki arti yang sangat penting dan khusus
dalam ritus Kabbalah. Salah satu kuil Kabbalah kuno yang didirikan
pelarian Templar berdiri di Skotlandia dan diberi nama
Rosslyn Chapel, Kapel Rose.
Madonna memang dikenal sebagai ikon selebritis Kabalis. Salah
seorang pengagumnya yang juga artis top, Britney Spears, mengikuti
jejak sang idola masuk menjadi anggota Kabbalah. Ketika Britney
menyatakan diri masuk Kabbalah, Madonna memberinya buku tentang
Kabbalah sebagai hadiah khusus darinya. Bagi Spears, Kabbalah
memberinya banyak kebebasan dalam berekspresi, juga dalam selera
seksnya yang oleh banyak kalangan dianggap murahan.
Banyaknya artis top dunia yang memeluk Kabbalah tidak lepas dari
peran pusat-pusat Kabbalah yang berdiri di kota-kota besar di Amerika
dan Eropa. Menurut Jenifer Minar, di seluruh dunia sekarang ini telah
berdrii tak kurang dari 50-an pusat Kabbalah (
Kabbalah Centre). “Siapa pun bisa masuk ke sana dan menjadi anggotanya, ” demikian Minar.
Arti Kabbalah
Kabbalah sendiri sesungguhnya memiliki arti sebagai ‘yang diteruskan
atau diwariskan secara lisan’. Ajaran Kabbalah dipercaya merupakan
ajaran paganisme yang memadukan kepercayaan terhadap kosmos dengan jiwa
manusia, sumber dari ajaran Talmud yang kini banyak dianut oleh kaum
Zionis-Yahudi seluruh dunia.
Hanya saja, Kabbalah juga lekat dengan ritus-ritus ajaran kegelapan
dan satanisme. Banyak ritus yang dilakukan para Kabalis guna
‘memelihara’ jiwa Kabbalahnya, antara lain ritus pengorbanan nyawa
manusia, ritus meminum darah, ritus seks bebas, dan lain sebagainya.
Sejak berabad silam Gereja menentang ajaran ini. Namun para Kabalis
kemudian melakukan perlawanan terhadap Gereja dan bahkan mendirikan
gerejanya sendiri dengan nama
Satanic Churc atau Gereja Setan.
Di Indonesia, kasus Gereja Setan pernah diberitakan ada di Bandung dan
tempat lainnya, walau kemudian menghilang begitu saja.
Kabbalah atau Qibil dalam bahasa Ibrani awalnya adalah istilah yang
netral, yang secara harfiah memiliki arti sebagai ‘lisan’. Namun
belakangan, ketika kaum Yahudi menggunakan istilah ini untuk
menyembunyikan dan memelihara kepercayaan mistis-esoteris kelompok
mereka, maka istilah ini menjadi sangat politis.
Encarta Encyclopedia (2005) menuliskan bahwa istilah Kabbalah
berasal dari bahasa Ibrani yang memiliki pengertian luas sebagai ilmu
kebatinan Yahudi atau Judaism dalam bentuk dan rupa yang amat beragam
dan hanya dimengerti oleh sedikit orang.
Kabbalah ini mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan
naskah-naskah kuno Judaisme. Walau demikian, diyakini bahwa Kabbalah
sesungguhnya memiliki akar yang lebih panjang dan merujuk pada
ilmu-ilmu sihir kuno di zaman Fir’aun yang biasa dikerjakan dan menjadi
alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar Fir’aun.
Kabbalah ini sarat dengan berbagai filsafat esoteris dan ritual
penyembahan serta pemujaan berhala, bahkan penyembahan iblis, yang
telah ada jauh sebelum Taurat-Musa dan telah menyebar luas bersama
Judaisme, yang seluruhnya berurat-berakar pada praktek-praktek kebatinan
serta penyembahan dewa-dewi di zaman Mesir Kuno.
Hal tersebut diutarakan pakar sejarah Yahudi Fabre d’Olivet.
“Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian
pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari
mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, ” jelas d’Olivet. Banyak
kalangan percaya, Kabbalah adalah induk dari segala induk ilmu sihir
yang ada di dunia hingga hari ini.
Merunut
akar Kabbalah bukanlah hal yang mudah dilakukan. Para sejarawan Barat
menyepakati bahwa Kabbalah merupakan kepercayaan inti dari kelompok
mistis tertua dunia yang dikenal dengan sebutan Broterhood of the Snake
(Kelompok Persaudaraan Ular). Rezim Raja Namrudz di Babilonia dan
Firaun di Mesir merupakan tonggak-tonggak awal yang amat penting bagi
perjalanan kepercayaan ini.
Di masa-masa pra dan awal Perang Salib, sekitar abad ke-11 Masehi, Kabbalah mulai menampakkan diri di daerah Perancis Selatan.
Peneliti Kabalah Barat, Olivia Prince dan Lynn Picknet, yang
kemudian menulis The Templar Revelation, menyatakan bahwa pembawa
ajaran ini salah satunya adalah kedatangan sepasukan ksatria Yohanit
dari Calabria, Belgia, ke sebuah wilayah yang dikuasai Mathilda de
Tuscany dan Godfroi de Boullion.
Ksatria-ksatria Yohanit ini tidak lama tinggal di Perancis. Mereka
pergi dan meninggalkan Peter si Pertapa (Peter The Hermit) yang
kemudian menjadi “murabbi” bagi Godfroi de Bouillon. Peter ini kemudian
menyusup ke Vatikan dan menjadi provokator bagi Paus Urbanus II yang
kemudian mengobarkan perang salib guna merebut Yerusalem dari kekuasaan
umat Islam.
Dalam serangan Tentara Salib pertama di tahun 1099, baik Peter
maupun Godfroi menjadi panglima bagi pasukannya masing-masing. Di hari
kejatuhan Yerusalem, Godfroi mendirikan Ordo Biarawan Sion dan 20 tahun
kemudian membentuk ordo militer Knights Templar, yang kemudian pada
1307 di Skotlandia mengganti namanya menjadi Freemasonry.
Terusir Dari Yerusalem
Tahun 1188 Salahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Yerusalem dan
mengusir pasukan Salib dari seluruh wilayah Palestina. Semua tentara
Salib kembali ke Eropa. Walau tidak ada catatan tertulis, sebagian
besar Ksatria Templar dan Ordo Sion diyakini sejumlah peneliti-antara
lain Picknett dan Prince—memilih Perancis Selatan sebagai rumah baru
mereka.
Seperti yang telah disinggung di atas, di wilayah ini telah berdiri
banyak gereja yang didedikasikan kepada Santo Yohanes dan Maria
Magdalena. Gereja-gereja ini tidak menginduk kepada Vatikan, tetapi
memiliki kultur dan keyakinannya sendiri yang secara mendasar
bertentangan dengan Tahta Suci Vatikan. Mereka juga dikenal sebagai
Kaum Yohanit.
Salah satu keyakinan kaum Yohanit adalah gereja warisan Yesus itu
sendiri. Vatikan meyakini bahwa Yesus mewariskan gerejanya kepada Santo
Petrus yang kemudian menjadikan Tahta Suci Vatikan—sebuah pusat
kerajaan Roma Paganistis—sebagai pusat religi bagi umat Kristen dunia.
Namun klaim Vatikan ini ditolak oleh kaum Yohanit yang meyakini
Yesus tidak mewariskan gerejanya kepada Santo Petrus, melainkan kepada
Maria Magdalena, seorang perempuan yang setia mengikuti Yesus hingga
diperisterinya dalam satu pesta perkawinan di Qana, sebuah wilayah yang
kini masuk dalam wilayah Lebanon.
Kaum Yohanit juga tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan, melainkan
Rasul biasa yang hanya meneruskan ajaran Tuhan yang tidak tampak. Dan
di akhir zaman, Sang Messiah (The Christ) yang akan turun ke bumi
bukanlah Yesus, melainkan Yohannes The Christ. Ini menurut keyakinan
kaum Yohanit asli.
Hanya saja, kaum yang semula Unitarian ini menjadi tercampur-aduk
dengan ajaran paganis-mistis Kabbalah. Sesungguhnya ini suatu perpaduan
yang aneh. Namun benar-benar terjadi. Pengkaji masalah Kabbalah
meyakini, awal pembelokkan ajaran Unitarian menjadi Kabbalis terjadi
ketika Samiri—salah seorang tokoh Broterhood of the Snake—menipu Bani
Israil ketika mereka ditinggalkan Musa saat Musa pergi ke Bukit
Thursina.
Samiri membuat sebuah patung sapi betina yang dibuat sedemikian rupa
sehingga bisa mengeluarkan suara ketika angin bertiup mengenainya.
Patung sapi itu pun disembah Bani Israil dan mengacuhkan Nabi Musa.
Bermillenium tahun berjalan, ajaran Kabbalah berkembang dan merasuk
ke dalam Yudaisme dan juga Taurat. Para pendeta Kabbalis bahkan membuat
ayat-ayat palsu yang membuat Talmud—sebuah kitab yang awalnya sebagai
penafsir Taurat dianggap lebih suci ketimbang Taurat.
Dan sebagian besar kaum Yahudi pun menjadi kaum yang mendewakan
Talmud. Mereka menjadi kaum yang begitu gandrung dengan Kabbalah dan
merasa menjadi bangsa terpilih dengan adanya Kabbalah yang diwariskan
secara turun-temurun dengan lisan. Dan ketika mereka berkumpul di
Perancis Selatan di abad ke-12 inilah, ajaran Kabbalah dibukukan. Ini
terjadi di Aix en Provenc